Analisis Keamanan Pangan Ditinjau dari Skor Keamanan Pangan (SKP) pada Olahan Lauk Hewani di Rumah Makan Kecamatan Nanggalo Tahun 2022

Pada tahun 2017 SIKerNas BPOM melaporkan 336 kasus keracunan makanan dan meningkat (7,63 %) di tahun 2019. Penyebab paling banyak terjadi karena pengolahan pangan rumah tangga (265 kasus) dan makanan olahan jasa boga (91 kasus). Berdasarkan penelitian tentang Skor Keamanan Pangan (SKP) ditemukan rata-rata SKP rumah makan 0,6217 (62,17 %) yang termasuk kategori rawan tapi aman dikonsumsi. Meskipun masih tergolong aman, tetap harus mendapat pengawasan secara periodik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Skor Keamanan Pangan (SKP) pada olahan lauk hewani di rumah makan Kecamatan Nanggalo tahun 2022.

Penelitian ini bersifat deskriptif, dilakukan pada bulan Januari sampai April tahun 2022 di 26 rumah makan yang ada di Kecamatan Nanggalo. Populasi penelitian ini semua penjamah makanan yang terlibat dalam pengolahan rendang daging, ayam goreng bumbu, ayam gulai, dan ikan bakar yang berjumlah 66 orang. Objek penelitian ini adalah rendang daging, ayam goreng bumbu, ayam gulai, dan ikan bakar. Data terkait identitas rumah makan dikumpulkan dengan wawancara dan data terkait SKP dikumpulkan dengan cara observasi. Analisis data dilakukan dengan pemberian skor terhadap komponen-komponen SKP dan menetapkan kriteria SKP.

Hasil penelitian menunjukkan secara umum olahan lauk hewani di rumah makan Kecamatan Nanggalo termasuk kategori rawan tapi aman dikonsumsi kecuali pada rendang daging di rumah makan G yang termasuk kategori sedang. Ditemukan 34,61 %, 76,92 %, 80,77 %, dan 50 % dari SKP berdasarkan aspek PPB, HGP, PBM, dan DMP yang belum memenuhi syarat keamanan pangan.

Perlu dilakukan pengawasan dan edukasi secara berkala terkait keamanan pangan oleh petugas kesehatan dari puskesmas atau dinas kesehatan untuk meningkatkan kualitas keamanan pangan.

Kata Kunci : Keamanan Pangan, SKP, Lauk Hewani
Daftar Pustaka : 54 (tahun 2003-2021)