Hubungan Pemenuhan Pemberian Makan Bayi Dan Anak (Pmba) Dengan Status Gizi Baduta Usia 6-23 Bulan Di Kelurahan Tanjung Paku Kota Solok

Makanan atau nutrisi yang tidak seimbang akan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi. Apabila asupan zat gizi tidak adekuat atau kekurangan gizi pada anak tidak segera ditangani akan menyebabkan peningkatan risiko kesakitan serta kematian anak.Data Dinas Kesehatan Kota Solok tahun 2019 dan 2020, prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 2,5% dan 2,9%. Mengalami peningkatan sebesar 0,4%. Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskemas Tanjung Paku tahun 2019 dan 2020 diperoleh prevalensi gizi kurang sebesar 4,9% dan 6,6%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemenuhan indikator pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dengan Status Gizi Baduta Usia 6-24 bulan di Kelurahan Tanjung Paku Kota Solok.
Penelitian ini bersifat analitik menggunakan desain cross sectional, dengan sampel sebanyak 42 baduta usia 6-23 bulan ibu sebagai responden di wawancarai menggunakan kuesioner. Status gizi baduta yang diambil menggunakakn pengukuran antropometri berdasarkan indeks BB/PB. Dan dilakukan dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kelurahan Tanjung Paku 9,5% baduta memiliki status gizi kurang, 23,8% indikator pemberian ASI tidak terpenuhi, 19% indikator pemberian makanan pendamping ASI tidak tepenuhi. Tidak terdapat hubungan antara indikator pemberian ASI (0,977) dan indikator pemeberian makanan pendamping ASI (0,398) dengan status gizi baduta usia 6-23 bulan dan terdapat hubungan antara pemenuhan indikator pemberian makanan bayi dan anak dengan status gizi baduta usia 6-23 bulan berdasarkan BB/PB.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disarankan kepada ibu agar lebih memperhatikan status gizi anak dan dapat menerapkan indikator pemberian makanan bayi dan anak.
Kata kunci : pemenuhan indikator PMBA, status gizi, baduta
Daftar Pustaka : 21 (2012-2021)