Gambaran Pola Makan Dan Tingkat Stres Penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) di Puskesmas Nanggalo Tahun 2025

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu kondisi patologi akibat reflux asam lambung naik ke esofagus yang menyebabkan gejala heartburn (rasa terbakar di daerah epigastrium). Angka kejadian GERD tertinggi tahun 2021 berada di Kecamatan Nanggalo dengan jumlah 413 kasus. Kejadian GERD terus meningkat setiap tahunnya terutama di Kelurahan Surau Gadang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan dan tingkat stres penderita GERD di Puskesmas Nanggalo Tahun 2025.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif menggunakan desain Cross Sectional dan Teknik non probability sampling. Sampel merupakan pasien GERD yang mengalami kekambuhan di Puskesmas Nanggalo berjumlah 34 orang. Data primer didapatkan melalui wawancara tentang pola makan, menggunakan kuesioner Semi Quantitave Foof Frequency Questionare (SQ-FFQ), dan tingkat stres menggunakan kuesioner Perceice Stress Scale (PSS-10). Sedangkan data sekunder didapatkan melalui catatan rekam medik pasien. Data dianalisis secara univariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan (73,5%), dengan rentang usia paling banyak 20-29 tahun (35,2%). Berdasarkan faktor kekambuhan mayoritas responden memiliki pola makan tidak baik (79,4%), konsumsi jenis makanan berisiko sebanyak (58,8%), jumlah asupan kurang (8,8%), dan frekuensi makan tidak teratur (50%). Responden yang memiliki tingkat stres sedang (94,1%).

Responden memiliki pola makan tidak baik, dan tingkat stres sedang. Diharapkan Ahli Gizi Puskesmas Nanggalo untuk memberikan penyuluhan ataupun konsultasi mengenai pola makan yang baik bagi penderita GERD baik dari segi frekuensi, jumlah makan/ asupan dan jenis makanan. Bagi penderita diharapkan agar dapat menjaga pola makan dan menajemen stres.

Kata kunci : GERD, Pola makan, Tingkat stres
Daftar Pustaka : 30 (2013-2024)