Gambaran Kondisi Sanitasi Depot Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Tahun 2024

Standar baku mutu dan higiene sanitasi dalam pengelolaan Depot Air Minum (DAM) diatur menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021. Menurut WHO kejadian diare sering dikaitkan dengan sumber air yang tercemar. Berdasarkan data Puskesmas Dadok Tunggul Hitam terdapat 53% penduduk menggunakan DAM sebagi sumber air minum. Tahun 2021 di Puskesmas Dadok Tunggul Hitam ditemukan kejadian diare sebanyak 1401 kasus dan pada tahun
2022 terdapat peningkatan kasus diare hingga 1627 kasus. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam, masih terdapat DAM yang tidak memenuhi standar menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi higiene sanitasi depot air minum di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam.

Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan observasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2024 di depot air minum yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Kota Padang. Objek penelitian ini adalah 27 depot air minum. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah format Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) depot air minum.

Hasil penelitian ditemukan 17 DAM (63%) memiliki aspek tempat yang tidak sesuai, berdasarkan aspek penjamah, terdapat 6 DAM (22,2%) yang tidak sesuai, dari aspek peralatan terdapat 11 DAM (40,7%) tidak sesuai. Pada aspek air baku terdapat 27 DAM (100%) sesuai dan pada kondisi higiene 16 DAM (59,3%) tidak sesuai.

Sebaiknya bagi pemilik DAM lebih memperhatikan kondisi tempat, area dalam dan luar bangunan, penjamah serta peralatan DAM.

Kata Kunci : Sanitasi, Depot Air Minum
Daftar Pustaka : 17 (2014 - 2023)