Hubungan Pola Konsumsi Protein Hewani dan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Anak 6 – 24 Bulan di Kelurahan Padang Sarai Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, yang ditandai tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya. Berdasarkan Data Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2021 edisi 2022 prevalensi kejadian stunting di puskesmas Anak Air yaitu 15,5%. Berdasarkan data balita pada bulan Februari 2023 di Puskesmas Anak Air, Kelurahan Padang Sarai memiliki jumlah balita dengan status gizi stunting yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pola Konsumsi Protein Hewani dan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting.
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita 6 – 24 bulan di Kelurahan Padang Sarai wilayah kerja Puskesmas Anak Air. Sampel berjumlah 50 orang dengan metode Simple random sampling. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2023 – Maret 2024. Data penelitian diolah dengan komputerisasi serta univariat dan bivariat menggunakan program SPSS. Untuk data bivariat menggunakan Chi-square sebagai uji statistiknya.
Hasil penelitian diperoleh kejadian stunting 30%, pola konsumsi protein hewani yang tidak baik 54%, dan tidak ASI Eksklusif 44%. Uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi protein hewani dengan kejadian stunting dengan nilai p-value 0,002 dan tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting dengan nilai p-value 0,071
Upaya untuk penanganan masalah gizi, diharapkan kepada ibu balita meningkatkan pola konsumsi protein hewani dan pemberian ASI Eksklusif, serta pemberian MP-ASI sesuai umur. Berkonsultasi dengan ahli gizi maupun tenaga kesehatan lain terkait pengontrolan tumbuh kembang anak.

Kepustakaan : 41 (2019 – 2024)
Kata Kunci : Stunting, Pola Konsumsi Protein Hewani, ASI Eksklusif